Giri Marhara, Aktivis Lingkungan Bersihkan Sampah Sejak Belia 



Sampah sudah menjadi sebuah masalah yang sangat serius bagi lingkungan kita. Sebagai manusia, seringkali kita merasa risih melihat sampah berserakan dimana-mana. Meski begitu, rasa risih kita yang tinggi tidak berjalan lurus dengan kesadaran yang rendah untuk dapat menjaga dan mengolah sampah dengan baik. Hal itulah yang turut dirasakan oleh Giri Marhara, sosok pria berusia 26 tahun asal Bogor yang kemudian mengubah pandangan hidupnya. Jauh sebelum komunitas Pandawara populer, ia sudah lebih dulu melakukan aksi bersih-bersih sampah.

Giri Marhara dan Sampah

Awal mula ketertarikan seorang Giri adalah saat ia masih duduk di bangku sekolah. Dilansir dari Kumparan, Giri mengungkapkan bahwa ia merasa risih ketika melihat sampah-sampah berserakkan di sekolahnya dan tidak dibersihkan dengan baik dan benar. 

“Dulu 2010 SD Islam (swasta). Lalu ke SMP Negeri, bukan swasta, yang pengelolaan sampahnya bisa dikatakan kurang. Saya kaget karena banyak orang tidak hormat terhadap kebersihan. Yang piket bolong-bolong. Berbeda dengan SD saya yang kinclong karena memang ada petugas pembersih,” Ujar Marhara ketika diwawancarai

Melihat kesadaran kawan-kawannya yang rendah terhadap kebersihan, Marhara tergugah. Ia merasa harus melakukan sesuatu. Maka Marhara berinisiatif melakukan piket secara rutin setiap hari, tak hanya di jadwal dia melaksanakan piket saja. Setiap hari saat jam pelajaran sudah berakhir, Marhara tak langsung pulang. Ia keliling sekolah dengan membawa sapu, ember, dan pel di tangan.

Pada saat ia SMP itulah Giri mengajak beberapa teman yang memiliki visi sama dengan dirinya untuk membersihkan sekolah dengan membentuk Avian Sanitizing Force (ASF), sebuah organisasi non profit yang ia kembangkan dengan misi membersihkan sampah, mulai dari proses sanitasi hingga pengolahannya. Marhara dan teman-teman ASF-nya menggencarkan aksi bersih-bersih di luar sekolah sepanjang tahun terakhir mereka di SMP. Masa itu menjadi momen kejayaan ASF. Sampai akhirnya Ujian Nasional tiba dan semua anggota ASF lulus SMP. Kawan-kawan Marhara di ASF mulai hilang satu per satu ditelan kesibukan masing-masing. Ia sendiri lagi. Tapi ia terlanjur cinta meski kerap diserang rasa kesepian. Marhara pun tetap berjuang tanpa menyesal.

Bersihkan Danau Situ Gede

Beranjak dewasa, Marhara mulai membersihkan banyak tempat. Salah satu tempat yang rutin ia bersihkan adalah sampah yang ada di dalam area danau Situ Gede, Bogor, Jawa Barat. ia membersihkan danau dan daerah sekitarnya hampir setiap hari bermodalkan capitan, tempat, sampah dan sepeda ia berkeliling di sekitar area danau untuk memungut sampah yang berserakan. Tak hanya sepeda saja, ia juga kerap kali menggunakan kayak untuk menyusuri danau. Marhara mendapat kayak dari kelompok kayak lokal yang meminjamkan perahu mereka kepada Giri dan kawan-kawannya. Menggunakan kayak pinjaman, anggota Komunitas Pejuang Kebersihan Situ Gede tersebut secara bergantian mendayung ke arah tumpukan sampah yang mengambang di danau. Marhara kemudian memungut dan menyimpannya di dalam kayak, sebelum memberikannya kepada teman-teman mereka yang memilahnya di daratan. Marhara membedakan antara sampah yang bisa didaur ulang dan yang tidak.

Sejak masa sekolah menengah, Marhara mendokumentasikan kegiatan serta hasil memungut sampahnya di media sosial seperti Youtube, Tik-Tok dan Instagram. Di dalam akun @haramarhara, ia membagikan kesehariannya. Sosok lulusan Sosiologi UNILA, tersebut mencatat dengan detail lokasi operasi dan jumlah sampah yang dibersihkan. Pada setiap unggahannya, ia memperoleh jumlah yang bervariasi mulai dari 1,2 kg, 1,5 kg hingga puluhan kilo per harinya tergantung jumlah sampah yang bisa ia angkut. 

Dengan semangat yang dimiliki oleh seorang Giri Marhara, marilah kita menjaga lingkungan kita masing-masing. Dengan mulai dari diri sendiri dan memungut sampah kecil yang kita lihat dan membuangnya ditempat sampah, maka kita telah bersama mengikuti jejak dari Marhara

Tertarik membaca artikel seperti ini? Klik artikel berikut atau kunjungi homepage kami.

Penulis: Sendy Aditya/Mascoolin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *