Dalam dunia percintaan, tak jarang kita menjumpai dua tipe kepribadian yang berlawanan, yaitu melankolis dan sanguinis. Tau gak sih sobat Coolins bahwa melankolis dikenal sebagai sosok yang cenderung introvert, penyendiri, dan penuh dengan pemikiran yang mendalam, sementara sanguinis adalah sosok yang ekstrovert, penuh semangat, dan mudah bergaul. Namun, meskipun berbeda dalam banyak hal, melankolis dan sanguinis mampu menemukan kecocokan yang luar biasa dan menyatu menjadi satu dalam percintaan. Singkatnya Coolins dapat memahami bahwa melankolis dan sanguinis adalah dua tipe kepribadian yang sering digunakan dalam psikologi untuk menggambarkan perbedaan dalam ciri-ciri dan perilaku seseorang.
Melankolis dan Sanguinis
melankolis merupakan salah satu sifat yang bisa dideskripsikan sebagai sifat dengan individu yang introvert, pemikir, dan memiliki perasaan mendalam. Orang dengan tipe kepribadian melankolis sering kali introspektif, penuh perhatian terhadap detail, perfeksionis, dan memiliki pemikiran yang cukup kritis. Dan terkadang mereka mungkin cenderung gampang cemas, depresi, atau memiliki kecenderungan melankolis dalam menghadapi peristiwa atau situasi tertentu. Berbalik dengan melankolis, sanguinis memiliki sifat yang cenderung hampir sama dengan sifat yang ekstrovert, sosial, dan penuh semangat. Orang dengan tipe kepribadian sanguinis terkadang sering kali energik, berbicara dengan lancar, optimis, dan mudah bergaul. Mereka bisa menjadi pusat perhatian dalam kelompok sosial dan cenderung menikmati interaksi sosial.
Karakteristik
Nah dengan adanya penggabungan atau pertemuan dua kepribadian yang berlawanan ini sering kali menghasilkan percintaan yang penuh warna loh sobat Coolins. Melankolis dengan sifat introspektifnya memberikan kedalaman emosional dan pemahaman yang dalam terhadap pasangan. Mereka mampu membaca perasaan dan pikiran orang lain dengan sangat baik, sehingga mampu memberikan dukungan dan kenyamanan saat pasangan sedang mengalami kesulitan. Sementara itu, sanguinis dengan keceriaan dan keaktifannya membawa semangat dan keceriaan dalam hubungan. Mereka bisa menjadi sumber kegembiraan dan kegilaan yang menyegarkan bagi pasangan mereka.
Tapi tak jarang melankolis dan sanguinis ini saling melengkapi nih sobat Coolins, percintaan mereka menjadi sangat berimbang. Melankolis yang memberikan kedalaman emosi dan kestabilan yang diperlukan dalam hubungan jangka panjang, sementara sanguinis membawa energi dan semangat yang membuat percintaan tetap hidup dan menarik. Keduanya saling belajar dan tumbuh bersama, menggali sisi terbaik dari kepribadian mereka masing-masing.
Namun Coolins, tak dapat dipungkiri juga bahwa terkadang perbedaan ini juga dapat menimbulkan konflik. contohnya Sanguinis yang sering kali ceria dan spontan bisa membuat melankolis yang cenderung terlalu serius dan khawatir. Sementara itu, melankolis yang terlalu pemikir seringkali menghadapi kesulitan dalam memahami kebutuhan dan keinginan sanguinis yang lebih ekspresif. Oleh karena itu, komunikasi yang jujur dan terbuka sangat penting bagi pasangan ini untuk mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut.
Baca Juga: Perbedaan Agama dalam Cinta, Bisakah Dua Hati Tetap Bersatu?
Konflik Yang Sering Terjadi
Seperti contoh salah satu hubungan pasangan bernama Dico dan Manda. Mereka adalah pasangan yang sudah menjalani hubungan yang hampir tergolong cukup lama. Dico dan Manda merupakan salah satu mahasiswa dan mahasiswi yang sama yaitu Universitas Muhammadiyah Malang. meskipun berhubungan dengan satu universitas yang sama namun mereka memiliki jurusan yang berbeda. Nah masalah ini yang menjadikan Dico cemas dan gelisah dalam berhubungan dengan sang kekasih. Singkatnya permasalahan yang dialami Dico adalah cemas jika sang kekasih akan berbuat yang tidak-tidak dalam hubungannya dikarenakan berbeda jurusan. disisi lain Dico menjelaskan bahwa sang kekasih adalah salah satu sosok yang mudah akrab dan berbaur dalam menjalani kehidupan sosialnya.
“Kalo dikatakan harus membebaskan dia sih aku bisa, tapi namanya dalam berhubungan dengan cewe dan apalagi cewe gua tergolong mudah akrab jadi agak khawatir sih.” Ujar Dico dalam wawancara singkat yang dilakukan 13 juni 2024. Hal yang dapat disimpulkan disini adalah Dico yang memiliki sifat melankolis dan sang kekasih yang bersifat Sanguinis. perbedaan ini mungkin menjadikan permasalahan tersendiri bagi Dico dan kekasihnya Manda “Ya tapi ini sih kekhawatiran ku sendiri selepas dari hal lain, Manda nih anaknya melengkapi sifat kusih yang agak bisa dibilang introvert dan dia yang extrovert.” Ujar Dico selaku pasangan Manda dalam wawancara singkat 13 juni 2024.
Bagaimana Menurut Coolins?
Satu hal yang harus diingat oleh para sobat Coolins adalah bahwa tidak ada kepribadian yang lebih baik atau lebih buruk dalam percintaan. Setiap kepribadian memiliki keunikan dan kelebihan masing-masing. Melankolis dan sanguinis yang berbeda ini mampu menciptakan hubungan yang unik dan menarik, asalkan keduanya saling menghormati dan saling berusaha memahami. Percintaan antara melankolis dan sanguinis dapat menjadi perpaduan yang menarik antara kedalaman emosional dan semangat kehidupan.
Keunikan dan kelebihan masing-masing tipe kepribadian dapat menjadi kekuatan yang membuat hubungan semakin kuat. Ketika dua sisi yang berlawanan ini saling berpadu, percintaan menjadi harmonis dan penuh warna. Dalam akhirnya, percintaan melankolis dan sanguinis mengajarkan kita bahwa perbedaan tidak selalu menjadi halangan. Justru, perbedaan itulah yang membuat hubungan menjadi menarik dan menggairahkan. Dengan saling melengkapi dan menghargai satu sama lain, melankolis dan sanguinis mampu menciptakan kisah cinta yang penuh dengan keajaiban dan keserasian yang unik.
Penulis: Defani Yusanto/Mascoolin.
Editor: Defani Yusanto/Mascoolin.
Hyperlink
Beautynesia : https://www.beautynesia.id/life/melankolis-dan-sanguinis-pasangan-yang-bertolak-belakang-tapi-saling-melengkapi/b-232329
Tag: Melankolis, Sanguinis, Kepribadian, pria, mental, Introvert, Ekstrovert, Hubungan Pria
Tinggalkan Balasan